Apa yang terbesit dipikiran anda ketika
mendengar kata tato? Premanisme atau mungkin kriminalisme yang akan terpikirkan.
Ya, diIndonesia tato memang masih diidentikkan ke rana negative. Padahal,
beberapa suku pedalaman di Indonesia seperti di mentawai dan Kalimantan tato
dianggap sebagai sesuatu yang sakral.
Tidak hanya di Indonesia, didunia juga seperti itu, banyak suku-suku pedalaman
yang mengsakralkan tato.
Istilah “Tato”
diambil dari kata “Tatau” dalam bahasa Tahiti, yang berarti “menandakan
sesuatu”. Rajah atau tato (Bahasa Inggris : “tattoo”), adalah suatu tanda yang
dibuat dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit. Dalam istilah teknis, rajah
adalah implantasi pigmen mikro. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato
berarti gambar (lukisan) pada bagian (anggota) tubuh. Tato dapat dibuat
terhadap kulit manusia atau hewan. Tato merupakan praktek yang ditemukan hampir
di semua tempat dengan fungsi sesuai dengan adat setempat. Tato dahulu sering
dipakai oleh kalangan suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai
penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan menandakan kesehatan seseorang.
Walaupun tato di
Indonesia merupakan hal yang msaih tabu, sering dianggap negative, tapi tato
sangat popular. Dan tato pada seorang
manusia bisa disebut sebagai modifikasi tubuh secara visual. Tato dibuat
sebagai suatu symbol atau tanda yang bias dibanggakan oleh pemilik tato sebagai
simbol keberanian diri. Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan
demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial,
kecantikan, kedewasaan, dan harga diri. Di Borneo (Kalimantan), penduduk asli
wanita disana menganggap bahwa tato merupakan sebuah simbol yang menunjukkan
keahlian khusus. Sedangkan di China, pada masa zaman Dinasti Ming (kurang lebih
350 tahun yang lalu), wanita dari Suku Drung membuat tato di wajah dan
pantatnya untuk sebagai tanda bagi keturunan yang baik.
Seperti yang
dijelaskan Noven “Abe “ R. Handyka, pria 24 tahun ini menjelaskan kesukaan pada
tato awalnya hanya melihat seortang temannya kuliah yang mempunyai tato di
pergelangan tangan kiri. Kemudian ia pun memutuskan untuk mentato diri. Tato
pertama yaitu beberapa gambar bintang di lengan kiri. Setelah tattoo itu jadi,
ternyata kemauan menambah tatonya semakin tinggi. Selain ingin mempunyai gambar
baru, rasa sakit itupun ternyata mencandu, dan mendorongnya untuk menambah tato
lagi.
Menurut pria
yang punya account twitter @abeology ini, tato diidentikkannya juga sebagai
kejantaan. “Lek lanang tato on o!” (Kalau
mengaku cowok, ayo tatoan) kalimat
yang sering Ia lontarkan. Keidentikan ini disebabkan alat yang dipaki untuk
mentato adalah jarum. Jarum dimasukkan beberapa milimeter ke lapisan kulit,
sehingga dia akan permanen disana. Sakit itulah yang sering diibaratkan jika
seorang laki-laki bisa kuat menahan rasa sakit jarum itu, maka dia adalah
seorang laki-laki
Tato berbeda
dengan body painting. Body painting adalah seni melukis, dengan menggunakan
kuas atau bahan lain dimana cat atau tinta ada di bagian permukaan kulit.
Sebaliknya tato adalah seni melukis tapi menggunakan jarum yang menembus kulit
untuk menaruh tinta kedalam lapisan kulit.
Di Indonesia,
artis pun banyak yang menggunakan tato sebagai seni. Lihat saja Tora Sudiro.
Artis berbadan besar ini pun mempunyau tato yang sangat banyak dan
bermacam-macqam konsep. Bukan hanya laki-laki, kaum hawapun banyak yang
mempunyai tato. Jika dalam wanita, tato lebih diidentikkan dengan keseksian.
Hingga Saat ini,
perkembangan tato semakin pesat. Bentuk gambar juga semakin bagus. Ini mungkin
yang membuat semakin banyaknya pecinta tato. TJadi buat kalian sebaiknya
berpikir beberapa kali untuk membuat tato, karena untuk menghilangkannya tidak
mudah dan sangat mahal. Terror penyebaran HIV-AIDS dan penyakit lain lewat
jarum tato juga harus dipikirkan lagi matang-matang jika kalian benar-benar
berniat untuk membuat gambar poermanen tersebut. (Gunawan)
0 komentar:
Posting Komentar