Blogroll

Open Cbox

3.12.12

Karapan Sapi Gaya Lama


Karapan sapi Piala Presiden 2012 yang dilaksanakan di Bangkalan, Madura,  hari minggu kemarin berbeda dengan yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya masih menggunakan rekeng (cara kekerasan), tahun ini lomba diadakan dengan tanpa menggunakan cara kekerasan. Rekeng yang dilakukan seperti memberi balsam pada ekor dan mata sapi, hingga memukul sapi dengan menggunakan pemukul kayu yang deberi paku.
 Dalam pidato pada pembukaan ajang tahunan kemarin, Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. Saifullah Yusuf atau yang biasa disapa Gus Ipul  juga menegaskan dukungannya terhadap Karapan Sapi tanpa rekeng. “Karapan Sapi di Bangkalan ini akan menjadi awal pelaksanaan karapan sapi tanpa kekerasan di Madura dan yang dilakukan di Sampang (yang menggunakan rekeng) akan menjadi akhir dari praktik karapan dengan kekerasan,” katanya.
Karapan sapi tanpa rekeng sebenarnya tidak keluar dari budaya asli Madura. Menurut Kepala Badan Koordinator Wilayah (Bakorwil) Pamekasan, Ir. Eddy Santoso MM. saat ditemui di tribun VIP, karapan sapi tanpa rekeng adalah cara asli yang digunakan pencetusnya, yaitu Syeh Abdul Badawi, atau yang dikenal Pangeran Katandur dari Sumenep. “Karapan sapi jangan melenceng dari (aturan) awal. Harusnya mereka (pelaku Karapan Sapi) membaca sejarah, biar tahu asal mula karapan sapi itu sebenarnya bagaimana,” tandasnya.
Karapan sapi dengan rekeng juga sudah banyak ditentang oleh ulama-ulama di Madura, tapi karena masyarakat belum bisa melepas pakem lama itu, jadi cara itu masih saja digunakan. Pria yang kemarin menggunakan baju adat Madura itu juga menjelaskan bahwa penggunaan kekerasan sudah ada larangannya dari agama ataupun dari Undang-Undang, hanya sekali lagi masyarakat belum siap meninggalkan gaya yang sudah ada.
Pelaksanaan ajang tahunan kemarin itu juga tidak kalah meriah dengan yang dilaksanakan tahun lalu yang masih menggunakan balsam dan paku. Terbukti antusias masyarakat yang dating masih bagus. Dalam pidatonya sebelum memberikan piala kepada sang jawara, Eddy juga mengharapkan dukungan dari masyarakat agar pelaksanaan Karapan Sapi tanpa rekeng bisa disetujui  dan dipakai untuk acara tahun depan.
Dalam acara kemarin, sepasang sapi dari Haji Tohir keluar sebagai juara satu, mewakili Kabupaten Bangkalan. Sapi yang memang sudah jadi favorit juara itu mengalahkan 11 pasang sapi lain di  pertandingan Kelas Menang. Sementara di kelas lainnya, Kelas Kalah, juga dipertandingkan 12 pasang sapi untuk didapatkan juara satu, dua, dan tiga. Penentuan masuknya sapi ke Kelas Menang atau Kelas Kalah ada pada saat perlombaan tingkat kabupaten, dimana nantinya setiap kabupaten mengirim enam pasang sapi, dengan tiga pasang sapi di Kelas Menang, dan tiga pasang sapi di Kelas Kalah. (Gunawan)

0 komentar:

Posting Komentar